RSS

Jalinan Orangtua dan Guru Mestinya Harmonis

Jalinan Orangtua dan Guru Mestinya Harmonis

By : Salwinsah, S.Ag

ORANGTUA dan guru merupakan satu tim dalam upaya mensukseskan pendidikan anak. Secara otomatis langsung atau tidak, keduanya perlu menjalin hubungan baik. Kenyataan tidak bisa dipungkiri bahwa anak-anak ternyata lebih banyak menghabiskan waktu mereka bersama para guru daripada dengan orangtua. Kedengarannya mungkin agak mengganjal, tapi memang begitulah kenyataannya. Ketika orangtua pulang dari tempat bekerja, anak-anak biasanya juga baru tiba dari mengikuti kegiatan setelah jam sekolah. Hanya tersisa waktu beberapa jam saja untuk makan malam bersama, menyelesaikan pekerjaan rumah, nonton atau  menghadiri acara tertentu yang direncanakan si anak. Setelah itu semuanya tidur.

Memang benar semua kegiatan sehari-hari yang dilakukan orangtua adalah penting. Dan memang banyak orangtua yang bisa menggunakan waktu dengan baik bersama anak ketika makan malam bersama, membantu mengerjakan tugas sekolah di rumah, dan saat mengantar anak ke sekolah. Tapi perlu diingat, pada waktu yang sama ada orang lain yang juga mengajari, mempengaruhi dan bersenang-senang dengan anak-anak kita selama lebih kurang 6 jam sehari. Guru, itu sebutan untuk mereka.

Anak-anak umumnya bisa melakukan tugas-tugas mereka dengan baik ketika di sekolah. Sebagian di antaranya bahkan mungkin lebih mudah mempercayai guru mereka. Untuk itu perlu kiranya setiap orangtua mengetahui dengan baik sosok guru yang mengajar anak-anaknya. Hal ini penting karena dalam pendidikan sekolah, orangtua dan guru harus menjadi satu tim yang baik.

Jika orangtua dan guru bisa saling mengenal dan mempercayai, maka anak-anak tidak akan membantah atau menyalahkan salah satu dari mereka, ketika anak-anak itu malas atau menghindar dari tugas-tugasnya. Ketidaksepahaman yang kadang terjadi di antara orang tua dan guru yang nota benenya masalah kecil tidak akan berkembang menjadi besar, dan bahkan masalah besar bisa diselesaikan dengan lebih baik.

Hanya sekedar berbagi rasa, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar terjalin hubungan baik antara orangtua dan guru.

Ketika anak mulai masuk sekolah, segera perkenalkan diri Anda kepada gurunya. Jangan menunggu waktu hingga Anda dipanggil ke sekolah karena anak bermasalah. Carilah jalan untuk melakukan kontak dengan mereka, walau sekedar dengan sapaan “apa kabar,” agar wajah dan nama Anda mudah diingat oleh sang guru.

Jika kemungkinan waktu untuk bertemu sangat terbatas, usahakan menghubungi bapak atau ibu guru untuk menayakan kepada mereka waktu yang nyaman guna menanyakan kabar seputar perkembangan pendidikan anak Anda. Tidak perlu melakukan percakapan panjang, carilah sekedar informasi dan tunjukkan bahwa Anda sangat perhatian dengan pendidikan anak-anak.

Perkenalkan anak dengan gurunya. Satu kelas biasanya diisi 30-40 murid, usahakan guru mengenali anak Anda. Buatlah catatan singkat mengenai diri anak, hal-hal apa yang mungkin perlu diperhatikan, terutama jika anak memiliki kesulitan tertentu. Tambahkan dengan catatan berisi harapan Anda seputar pendidikan si anak. Jangan lupa sertakan nama, nomor telepon dan alamat Anda yang bisa dihubungi.

Guru adakalanya memberikan penjelasan mengenai metode pembelajaran yang dilakukannya. Berikanlah perhatian besar terhadap rencana pembelajaran dan pengajaran yang sudah disusun. Jika ia belum memberitahukannya kepada Anda, maka tanyakanlah. Biasanya guru sangat senang jika orangtua juga berkenan mengetahui target pelajaran yang ia tetapkan. Tapi, jangan langsung mengkritik mereka jika Anda merasa ada hal yang kurang cocok. Berikan penilaian positif jika Anda mendapati hal yang memang baik untuk kemajuan pendidikan anak.

Datangi pertemuan orangtua-guru. Hormati waktu yang digunakan guru dalam pertemuan itu. Datanglah tepat waktu, dan jangan berlama-lama. Jika Anda diberikan waktu khusus untuk bertemu dengan mereka. Bawalah buku catatan. Jika Anda menemukan masalah atau hal yang kurang cocok, sampaikan secara terbuka dengan cara yang baik dan sopan. Berdiskusilah untuk memecahkan masalah bersama-sama. Jika ada beberapa poin masalah, selesaikan satu persatu, dan jangan dicampur aduk.

Ingatlah aturan emas yang satu ini, ‘senantiasa berprasangka baik kepada guru’ (husnuzan). Mereka yang mau bekerja menjadi guru, biasanya adalah orang-orang yang mencintai kegiatan belajar-mengajar. Jangan mudah termakan pendapat negatif mengenai sang guru, termasuk yang Anda dengar dari anak sendiri. Ingatlah bahwa setiap orang memberikan reaksi berbeda satu dengan yang lain. Teman baik Anda mungkin tidak menyukai seseorang yang Anda anggap hebat. Dan anak Anda mungkin perlu sedikit waktu untuk menyesuaikan diri dengan gaya mengajar guru barunya.

Guru juga manusia biasa, yang kadang mengalami hari dan waktu yang buruk. Kadang kehidupan pribadinya dilanda krisis dan masalah, dan bisa jadi mereka tidak bisa mengatasinya dengan baik, lalu berimbas kepada anak diaplikasikan dengan membentak-bentak atau memarahinya. Dan jika itu menurut anda dilakukan di luar kewajaran, tanyakan kepadanya apakah ia baik-baik saja. Jangan segan-segan berusaha sedikit memberikan pengertian kepada guru, agar keadaan segera pulih.

Berkomunikasilah secara teratur. Anda bisa menggunakan email atau sms. Kirimkan komentar mengenai kemajuan pendidikan anak Anda, ceritakan kegembiraan si anak belajar di sekolah. Jika anak memiliki kesulitan khusus dalam belajar, informasikanlah hal itu sejak dini kepada gurunya. Ada baiknya juga memberitahukan guru jika anak sedang dalam kondisi yang kurang baik, sakit atau sedang bersedih. Sehingga guru bisa mengantisipasi keadaan itu dan tidak kaget jika mendapati si anak sulit untuk diajar.

Berikanlah sumbangan. Krisis ekonomi adakalanya juga berdampak ke sekolah. Berikan bantuan sekedar untuk meringankan kebutuhan dalam proses belajar mengajar, mungkin dengan membelikan alat-alat tulis, penggaris, alat peraga dan perlengkapan sekolah lain yang diperlukan. Tapi, perlu ditanyakan dulu peraturan sekolah mengenai sumbangan orangtua, tiap sekolah mempunyai peraturan dan kebijakan yang berbeda. Untuk yang satu ini perlu ekstra hati-hati jangan sampai salah tafsir.

Anda dan guru sama-sama menginginkan yang terbaik untuk pendidikan anak-anak. Jika Anda mendengar kabar yang buruk tentang guru, apakah ia galak, jahat, atau tidak obyektif, maka tetap pertahankan hubungan baik Anda dengan sang guru. Cari tahu masalah yang sebenarnya dengan menghubungi guru itu secara sopan. Jangan mengeluarkan kata-kata yang buruk mengenai guru di depan anak Anda, apalagi sampai terdengar nada-nada orangtua menggurui guru.

Jika jalinan orangtua dan guru sudah harmonis, saling bekerja sama, saling mengerti, saling berbagi rasa, duh, akan indahnya dunia pendidikan ini. SEMOGA!

******

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar