RSS

Butuh SDM Handal Untuk Mengolah Cadangan SDA

Butuh SDM Handal Untuk Mengolah Cadangan SDA
Oleh Salwinsah
DALAM wikipedia menerakan bahwa Sumber Daya Alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan dan mikro organisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air dan tanah. Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi SDA sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad terakhir.
SDA mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata. Beberapa negara seperti Indonesia, Brazil, Kongo, Maroko dan berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau nonhayati yang sangat berlimpah. Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang ada di bumi. Tetapi kekayaan SDA ini seringkali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut.
Indonesia kaya akan SDA dan memiliki banyak barang tambang baik logam maupun non logam. Karena itulah Indonesia sejak zaman kolonial terus menjadi perebutan para penjajah. Nilai ekonomis yang dihasilkan dari barang tambang tersebut ternyata mengundang niat penjajah untuk menguasai wilayah Indonesia secara lebih leluasa. Di zaman kolonial, Indonesia dipandang sebagai wilayah yang kaya hasil bumi seperti rempah-rempah dan hasil perkebunan lainnya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia juga kaya akan SDA berupa barang tambang yang jika diolah akan mendatangkan keuntungan besar.
Eksplorasi dan eksploitasi tambang di Indonesia telah dimulai sejak masa kolonial berkuasa. Sebagai negara terjajah, rakyat Indonesia tidak bisa berbuat banyak ketika menyaksikan kekayaan alamnya dikuasai oleh bangsa asing. Selama tiga setengah abad bangsa kita hidup dibawah intimidasi Belanda, ditambah tiga setengah tahun merasakan pahit getirnya bersama Jepang. Rakyat diperas tenaganya untuk mengerjakan proyek-proyek raksasa demi menguntungkan penjajah dengan imbalan jauh dari standar upah minimum, bahkan dipekerjakan tanpa imbalan jasa sama sekali melalui romusha dan rodi. Kondisi itulah yang kemudian mendorong aktivis pro kemerdekaan berjuang untuk terbebas dari ketertindasan bangsa zionis.
Siapkan SDM Handal
Barang tambang di Indonesia tidak tersebar merata, disebabkan perbedaan keadaan geologi dan sejarahnya. Masing-masing wilayah memiliki sejarah geologi yang berbeda, ini dapat ditunjukkan dengan kondisi alam di sekitarnya. Yang paling mudah dijumpai ialah keadaan batuan dan kenampakan geomorfologi yang membentang di wilayah tersebut. Kenampakan seperti gunung berapi dan segala material yang pernah terhempas keluar akibat aliran lava dan sebagainya. Dengan perbedaan tersebut maka mineral-mineral maupun energi yang terkandung di dalam perut bumi juga akan berbeda.
Selanjutnya penelitian mengenai potensi SDA belum dilakukan secara mendalam di seluruh pelosok Indonesia. Penyelidikan geologi dan sumber daya mineral merupakan salah satu kegiatan dasar yang meliputi usaha inventarisasi, pemetaan dan eksplorasi bahan tambang. Kegiatan ini meliputi penyelidikan sumber daya mineral yang terdiri atas penyelidikan geofisika dan geokimia secara lebih terperinci, penyelidikan geologi tata lingkungan, penyelidikan gunung api, pe¬nyelidikan dan pemetaan geologi dengan skala yang lebih kecil serta penyelidikan geologi dan geofisika kelautan. Untuk itu pemahaman tentang keilmuan di bidang pertambangan juga perlu dibekali agar dapat melakukan eksplorasi tambang secara menyeluruh.
Salah satu produksi SDA yang senantiasa diperdebatkan saat ini adalah gas bumi. Karakternya yang tidak bisa disimpan, yang berbeda dengan minyak bumi, sehingga harus langsung dimanfaatkan ketika keluar dari perut bumi. Sehingga pengembangan lapangan gas, baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan konsumen dan tersedianya infrastuktur yang memadai.
Indonesia mengawali ekspor gas pada tahun 1977 disaat konsumsi gas domestik masih sangat rendah, sementara negara butuh devisa untuk pemulihan ekonomi. Akhirnya gas bumi Indonesia diolah menjadi Liquefied Natural Gas (LNG) atau dikenal dengan gas alam cair dan diekspor ke pasar internasional. Karena sifat gas bumi yang tidak bisa disimpan, maka dibutuhkan kontrak jual-beli dalam jangka panjang. Sistem ini dilakukan untuk memberikan kepastian penjualan dari sisi produsen dan kepastian pasokan dari sisi pembeli. Dan kontrak dalam jangka panjang ini masih berlangsung hingga hari ini.
Seiring perjalanan waktu, konsumsi gas dalam negeri mulai meranjak naik pada tahun 2005. Ketika itu pemanfaatan gas mencapai 1.513 billion British thermal unit per day (BBTUD) dan terus meningkat tajam mencapai 3.550 BBTUD di tahun 2012. Perbadingan realisasi pemanfaatan gas bumi untuk konsumsi dalam negeri pada tahun 2012 sudah mendekati angka 50 persen dari total pemanfaatan gas bumi. (Tribun Jambi 5 Agustus 2014).
Naiknya pasokan gas untuk pasar domestik mencerminkan bahwa industri migas tidak melulu mengutamakan ekspor, juga harus memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pun kontrak ekspor tidak bisa dihentikan dengan serta merta lantaran masa kontrak yang masih panjang. Bahkan ekspor tetap diperlukankan, mengingat penerimaan negara masih tergantung pada migas dan harga rata-rata gas ekspor hampir dua kali lipat dari harga penjualan domestik.
Hasil eksplorasi beberapa tahun terakhir memperlihatkan tren peningkatan penemuan cadangan gas di Indonesia. Bahkan volume produksi LNG diperkirakan akan meningkat sampai tahun 2020. Peningkatan ini tentu memberikan prospek yang menjanjikan baik untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri maupun ekspor dan peluang tenaga kerja tentunya.
Namun jika tidak mempersiapkan SDM yang handal sejak dini untuk mengolah hasil SDA Indonesia, khususnya Jambi, maka kita tetap akan jadi penonton di negeri sendiri yang sudah merdeka!

 

Tinggalkan komentar