RSS

Kisah Nabi Shaleh As

Kisah Ibrahim dan Sarah Dengan Raja yang Lalim

Pengantar
Kisah ini menjelaskan bagaimana Allah menjaga Sarah, isteri Ibrahim, ketika seorang thaghut(musuh Allah) hendak menodai kesuciannya dan merampas kehormatannya. Ibrahim berlindung kepada Allah, berdoa, dan shalat kepada-Nya, dan Sarah berdoa memohon perlindungan Allah. Maka Allah menjadikan si fajir(pelaku maksiat) tidak berdaya dan menggagalkan makarnya (berupa siksaan) di lehernya. Allah menjaga Ibrahim dan isterinya dan Allah mampu untuk menjaga wali-wali-Nya dan membelenggu musuh-musuh-Nya di setiap waktu dan generasi.

Teks Hadis

Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya dari Abu Hurairah yang berkata, Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, “Ibrahim berhijrah bersama Sarah. Keduanya masuk ke sebuah desa yang terdapat seorang raja atau seorang yang sombong. Dikatakan kepadanya, ‘Ibrahim datang bersama seorang wanita yang sangat cantik.’ Maka dia bertanya kepada Ibrahim, ‘Wahai Ibrahim, siapa wanita yang bersamamu?’ Ibrahim menjawab, ‘Saudara perempuanku.’ Kemudian Ibrahim kembali kepada Sarah dan berkata, ‘Jangan mendustakan ucapanku, aku telah mengatakan kepada mereka kalau kamu adalah saudaraku. Demi Allah, di bumi ini tidak ada orang yang beriman selain diriku dan dirimu.’ Maka Ibrahim mengirim Sarah kepadanya. Dia bangkit kepada Sarah. Sarah bangkit berwudlu dan shalat. Sarah berkata, ‘Ya Allah, jika aku beriman kepada-Mu dan kepada Rasul-Mu, dan menjaga kehormatanku kecuali kepada suamiku, maka janganlah Engkau membiarkan orang kafir menguasaiku.’ Maka nafas raja sombong itu menyempit dan dia hampir tercekik sampai dia memukulkan kakinya ke bumi.”

Al-A’raj berkata bahwa Abu Salamah bin Abdur Rahman berkata di mana Abu Hurairah berkata tentang Sarah yang berkata, “Ya Allah, jika orang ini mati, maka mereka menuduhku membunuhnya.” Maka dia terbebas, kemudian dia bangkit lagi kepada Sarah. Sarah berwudlu dan shalat. Sarah berkata, “Ya Allah, jika aku beriman kepada-Mu dan kepada rasul-Mu, dan menjaga kehormatanku kecuali kepada suamiku maka janganlah Engkau membiarkan orang kafir menguasaiku.” Maka nafasnya menyempit dan dia hampir tercekik sampai dia memukulkan kakinya ke bumi.

Abu Salamah berkata bahwa Abu Hurairah berkata, “Maka Sarah berkata, ‘Ya Allah, jika orang ini mati, maka mereka menuduhku pembunuhnya.’ Maka dia terbebas untuk kedua kalinya atau ketiga kalinya. Kemudian dia berkata, ‘Demi Allah, kalian tidak mengirimkan kepadaku kecuali setan. Pulangkan dia kepada Ibrahim dan berilah dia Ajar (maksudnya adalah Hajar, ibu Ismail). Sarah pun pulang kepada Ibrahim. Sarah berkata, ‘Apakah kamu merasa bahwa Allah telah menghinakan orang kafir dan memberi seorang hamba sahaya.”‘

Dalam riwayat lain dalam Shahih Bukhari dari Abu Hurairah berkata, “Ibrahim tidak berdusta kecuali tiga kali. Dua di antaranya karena Allah, yaitu ucapan Ibrahim, ‘Sesungguhnya aku sakit.’ (Ash-Shaffat: 89); dan ucapan Ibrahim, ‘Sebenarnya patung besar itulah pelakunya.'” (Al-Anbiya: 63). Abu Hurairah melanjutkan, “Suatu hari ketika Ibrahim dan Sarah berjalan keduanya melewati seorang penguasa lalim. Dikatakan kepadanya, ‘Di sini ada seorang laki-laki bersama seorang wanita cantik.’ Maka Ibrahim ditanya tentangnya, ‘Siapa wanita itu?’ Ibrahim menjawab, ‘Saudara perempuanku.’ Lalu Ibrahim mendatangi Sarah dan berkata kepadanya, ‘Wahai Sarah di muka bumi ini tidak ada orang mukmin selain diriku dan dirimu. Orang itu bertanya kepadaku tentang dirimu, dan aku katakan kepadanya, bahwa kamu adalah saudaraku. Maka jangan mendustakanku.’ Lalu Ibrahim mengutus Sarah kepadanya. Ketika Sarah masuk kepadanya, dia menjulurkan tangannya hendak menjamahnya. Tapi dia tercekik dan berkata, ‘Berdoalah kepada Allah untukku, aku tidak mencelakaimu.’ Lalu Sarah berdoa kepada Allah, maka dia pun terbebas. Kemudian ketika dia hendak menjamahnya untuk kedua kalinya, dia tercekik seperti semula atau lebih keras. Dia berkata, ‘Berdoalah kepada Allah dan aku tidak mencelakaimu.’ Maka Sarah berdoa dan dia terbebas. Lalu dia memanggil pengawalnya dan berkata, ‘Kalian tidak membawa manusia kepadaku. Kalian membawa setan kemari.’ Dia memberinya Hajar sebagai pelayannya. Sarah pun pulang kepada Ibrahim yang sedang shalat, maka Ibrahim memberi isyarat dengan tangannya, ‘Bagaimana keadaanmu?’ Sarah menjawab, ‘Allah menggagalkan makar orang kafir atau orang fajir (berupa siksaan) di lehernya dan memberiku Hajar.'”

Abu Hurairah berkata, “Itulah ibu kalian, wahai Bani Ma’is Sama’ (air langit).”

Takhrij Hadis

Riwayat pertama diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya dalam Kitabul Buyu’, bab membeli hamba sahaya dari kafir harbi, menghibahkannya dan memerdekakannya, 4/410 no. 2217. Riwayat kedua di Kitabul Anbiya, bab firman Allah “Dan Allah mengangkat Ibrahim sebagai khalil.” (An-Nisaa: 125), no. 3358.

Bukhari juga meriwayatkannya di beberapa tempat dalam Shahih-nya di antaranya dalam Kitabul Ikrah, bab jika seorang wanita dipaksa berzina, 12/321, no. 6950, dalam Kitabun Nikah, bab mengangkat hamba sahaya kemudian menikahinya, 9/126, no. 5085, dalam Kitab Thalaq, keterangan tentang bab tanpa sanad, 9/387, dalam Kitab Hibah, bab dia jika berkata, aku memberimu pelayan hamba sahaya ini, no. 2635. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dalam Kitabul Fadhail, bab keutamaan-keutamaan ibrahim, 4/184, no, 2371, dengan syarah Nawawi, 15/509.

Penjelasan Hadis

Ibrahim pergi dari negerinya bersama isterinya setelah kaumnya melemparkannya ke dalam api dan Allah menyelematkannya darinya. Ibrahim sampai di negeri yang jauh. Di sana, ia tidak memiliki pendukung. Dalam kondisi seperti ini orang-orang zalim lagi lalim berhasrat untuk menerkam orang seperti Ibrahim. Ibrahim menghadapi masalah ini manakala ia singgah di negeri dengan seorang raja yang sombong lagi serakah. Raja mendengar kedatangan Ibrahim di negerinya dengan seorang wanita cantik yang tergolong paling cantik di dunia.

Salah satu kebiasaan mereka jika menginginkan seorang wanita adalah dengan menyiksa suaminya, jika wanita tersebut bersuami. Tetapi jika wanita itu lajang, maka mereka tidak akan mengganggu kerabatnya. Oleh karena itu, Ibrahim berkata kepada utusan raja tersebut ketika dia bertanya tentang Sarah, bahwa dia adalah saudara perempuannya. Ibrahim mengirim isterinya kepada laki-laki bejat itu seperti yang dia minta, karena ia percaya dengan penjagaan dan Allah Subhanahu wa Ta’ala setelah mewasiatkan kepadanya agar tidak membocorkan hubungan sebenarnya antara dia dengan isterinya. Ibrahim juga menjelaskan pandangannya dalam hal ini kepada isterinya, bahwa dia adalah saudara perempuannya dalam agama, karena di muka bumi tidak terdapat orang yagn beriman selain keduanya.

Walaupun maksud Ibrahim dari pernyataannya bahwa Sarah adalah saudara perempuannya, yakni saudara dalam iman dan Islam, dia tetap menolak untuk memberi syafaat pada hari kiamat ketika orang-orang meminta kepadanya untuk bersedia menjadi perantara kepada Tuhan mereka agar Dia memutuskan urusan mereka. Ibrahim beralasan bahwa dirinya telah berdusta sebanyak tiga kali, yaitu ucapan, “Sesungguhnya aku sakit.” (Ash-Shaffat: 89), ketika mereka mengajaknya berpartisipasi dalam hari raya mereka yang syirik dan batil. Yang kedua adalah ucapannya, “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya.” (Al-Anbiya: 63), ketika dia menghancurkan berhala dan membiarkan patung terbesar dengan mengalungkan kapak di lehernya, dan dia menyatakan bahwa patung besar inilah penghancur patung-patung kecil. Dan yang ketiga adalah ucapan Ibrahim dalam kisah ini kepada raja zalim tersebut, bahwa Sarah adalah saudara perempuannya demi melindungi diri dari ancaman siksa raja lalim tersebut.

Ibrahim mengirim istrinya kepada raja zalim itu, dan dia bersegera melakukan shalat untuk berdoa kepada Allah dan berlindung kepada-Nya. Allah telah menjaga Sarah, isteri Ibrahim, untuk Ibrahim, sebagaimana Dia menjaga diri Sarah. Begitu Sarah tiba dan orang lalim itu hendak menyentuhnya, dia tercekik dengan keras sampai dia menjejakkan kakinya ke tanah setelah Sarah berdoa kepada Tuhannya memohon agar menghalangi makar dan kejahatan raja lalim tersebut. Akan tetapi, Sarah juga takut jika orang ini mati, maka mereka menuduhnya sebagai

 

Komentar ditutup.