RSS

“Go Green Our School”

GO Green adalah tindakan penyelamatan bumi yang saat ini sudah mengalami pemanasan global akibat dari ulah diri kita sendiri. Untuk itu marilah kita bertindak dan melakukan penyelamatan bumi yang kita tempati ini agar nyaman dan bersahabat seperti jaman nenek moyang kita pada jaman dahulu.
Dengan kemajuan jaman pada saat ini banyak produk yang tidak ramah lingkungan dan dapat merusak alam dan lingkungan karena banyak bahan bahan yang beracun dan berpotensi merusak lingkungan. Selain itu life style dari kita juga berpengaruh terhadap lingkungan seperti pemakaian AC, banyaknya kendaraan bermotor, penggunaan kantong plastik dan sebagainya. Demikian ungkap Agustin Winarni, Koordinator Tim Sukses Adiwiyata SMAN Titian Teras H. Abdurrahman Sayoeti (SMAN TTHAS) Jambi tahun 2013, beberapa hari yang lalu.
Agustin lebih lanjut memaparkan bahwa salah satu contoh nyata dari bentuk partisipasi siswa di lingkungan sekolah adalah terbentuknya wadah para siswa yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan yakni The Green Club. Anggota The Green Club yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sekitar telah terpanggil untuk aktif dan berpartisipatif melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mendukung kelestarian lingkungan. Serangkaian program baik jangka pendek maupun jangka panjang tertuang dalam visi yang telah dirumuskan. Visi yang dicanangkan adalah melalui kegiatan peduli lingkungan yang bertema Sekolahku, Rumahku tercipta lingkungan Kampus SMAN TTHAS yang bersih, indah dan nyaman.
Beberapa kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan antara lain melakukan kegiatan penghijauan dan pengolahan sampah baik organik maupun anorganik. Kegiatan pengelolaan sampah terbagi menjadi dua bagian yakni sampah anorganik dan sampah organik. Tingginya aktifitas harian para siswa dari belajar pagi, siang, sore dan malam hari berdampak pada meningkatnya produksi sampah di lingkungan kampus maupun asrama.
Sampah yang dihasilkan kebanyakan berasal dari aktifitas siswa sehari-hari, seperti botol minuman baik kaleng maupun plastik, bungkus kemasan makanan serta sampah anorganik lain yang dikumpulkan di tong sampah dan akan dibuang ke tempat penampungan sampah. Hasil pengamatan dan penghitungan produksi sampah kering dari kegiatan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun asrama menunjukkan bahwa dalam waktu dua hari telah terkumpul sampah berupa botol plastik sebanyak 800 (delapan ratus) buah. Angka yang sangat fantastis karena sampah yang lain seperti kertas, kaleng dan plastik belum terukur. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi tersebut, para siswa kelas X yang tergabung dalam kelompok siswa peduli lingkungan, “The Green Club” SMAN Titian Teras mulai merintis untuk mengelola sampah untuk dipakai ulang atau didaur ulang melalui mekanisme yang disebut dengan Bank Sampah, ujarnya lagi.
Tabungan sampah adalah salah satu cara untuk mengubah sampah yang dianggap barang tidak berguna menjadi barang berguna atau bahkan menjadi uang kas.Kegiatan tersebut sekaligus dapat menjaga kebersihan lingkungan dari berbagai jenis sampah dengan cara memanfaatkan kembali. Menabung sampah berarti kita telah memperpanjang umur tempat tinggal kita, habitat kita yakni bumi.
Agustin juga menjelaskan, “Bank sampah adalah sebuah cara yang dibangun untuk menampung sampah kemasan plastik maupun yang lain dari lingkungan sekitar perumahan pamong, asrama siswa baik kelas X, XI maupun XII untuk dimanfaatkan kembali. Pemanfaatan itu dapat berupa Reuse, Recycle dan Reduce. Seluruh siswa, pamong dan staf di lingkungan SMAN Titian Teras akann menabung sampah dengan cara seperti menabung uang di bank. Nasabah sampah datanng ke bank sampah dengan membawa sampahnya untuk ditimbang dan dicatat di buku rekening oleh petugas bank sampah/teller. Petugas bank sampah adalah para siswa yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan mau bekerja sebagai relawan. Mereka tergabung dalam kelompok siswa yang peduli terhadap lingkungan.”
Dalam kurun waktu dua bulan sejak dirintis Bank Sampah, tumpukan sampah terutama sampah kering/anorganik mulai berkurang. Sebagian besar siswa bersemangat sekali untuk menabung, walau masih ada sebagaian kelompok kecil siswa yang mengejek mereka dengan sapaan, ‘dak katek gawe,’ panitia sampah, bahkan siswa pemulung. Meski diejek, mereka tetap ikhlas bekerja karena dalam jiwa mereka telah tertanam motivasi dan pandangan positif bahwa mengelola sampah adalah tugas mulia dan dapat membawa berkah. Sampah yang biasanya hanya dibuang, kini dapat diuangkan. Sampah yang menggunung, mengganggu keindahan dan kebersihan lingkungan kini dapat dimanfaatkan kembali untuk didaur ulang. Lingkunganpun menjadi bersih dan asri. Paparanya bangga.
“Meski langkah sekelompok siswa masih jauh dari target, tapi setidaknya niat mulia dari para siswa yang ikhlas untuk berusaha untuk mengumpulkan dan mengelola sampah telah sedikit membantu menurunnya timbunan sampah di lingkungan sekitar kampus Titian Teras. Semoga Bank Sampah yang telah dirintis oleh para siswa yang memiliki kepedulian dapat terus meningkatkan para nasabahnya, tidak hanya para siswa dan pamong tapi juga seluruh komponen masyarakat di kompleks SMAN Titian Teras bahkan ke masyarakat sekitar,” pungkasnya penuh harap. (Agustin Winarni)

 

Komentar ditutup.