RSS

Dahsyatnya Sakaratul Maut

KEMATIAN merupakan suatu kepastian yang tidak dapat dielakkan kedatangannya. Bahkan proses tercabutnya nyawa manusia akan diawali dengan detik-detik yang menegangkan dan menyakitkan. Peristiwa ini disebut dengan sakaratul maut. Beberapa hadits bahkan menggambarkan bahwa moment sakaratul maut yang menakutkan itu sakitnya bagaikan tusukan tiga ratus pedang. Namun rasa sakit sakaratul maut yang dialami setiap orang berbeda-beda.
Walau demikian hal ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezaliman seseorang selama ia hidup di dunia. Bahkan sebuah riwayat mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan sebuah proses pengurangan kadar siksaan di akhirat kelak.
Dalam surah Ali Imran ayat 185, Allah SWT berfirman, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya, pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Imam Ghozali menjelaskan, “Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri”. (Imam Al-Ghazali mengutip atsar Al-Hasan).
Beberapa ayat Al-Qur’an menjelaskan bagaimana datangnya kematian menjemput seseorang, diantaranya ada yang bersifat memaksa, mengejar siapapun meski ia berlindung di balik benteng yang kokoh, datang secara tiba-tiba, serta telah ditentukan waktunya sehingga tidak dapat ditunda maupun dipercepat. Rasulullah SAW bersabda, “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang.” (HR. Tirmidzi).
Kemudian Rasulullah SAW juga bersabda, “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek?” (HR Bukhari).
Imam Al-Ghazali bahkan berpendapat bahwa “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan dalam perut seseorang. Kemudian seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang tersengkut padanya dan meninggalkan yang tersisa.”
Imam Al-Ghazali juga mengatakan, “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut seperti menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan bahwa dirinya ditarik-tarik dan dicabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dan dari setiap akar rambut serta kulit kepala hingga kaki.” Selain itu proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung seperti hitungan waktu dunia saat kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang.
Sakaratul maut orang-orang zalim
Dikutip dari sebuah riwayat, Imam Al-Ghazali menceritakan tentang keinginan Nabi Ibrahim AS untuk melihat wajah malaikat maut saat mencabut nyawa orang yang zalim. Maka Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan malaikat maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut yang berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu di depan dan satu dibelakang, kemudian mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan dan dari mulutnya keluar jilatan api.
Saat melihatnya, Nabi Ibrahim AS pun pingsan tidak sadarkan diri. Ketika sadar ia pun berkata bahwa memandang wajah malaikat maut saja rasanya sudah cukup bagi pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat jauh lebih dahsyat dari itu. Melihat wajahnya saja sudah menakutkan apalagi saat sang malaikat mulai menyentuh tubuh, menarik paksa roh dari tubuh dan menghentak-hentakkan tubuh agar roh terlepas dari tubuh seperti melepas akar serabut yang tertanam sangat dalam di tanah.
Di akhir sakaratul mautnya seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua malaikat pencatat amal. Kepada mereka yang zalim, para malaikat itu akan berdoa agar Allah tidak memberikan balasan yang baik baginya, sebab ia telah melakukan perbuatan keji semasa hidupnya. Dan saat sakaratul maut hampir selesai, ketika tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad, maka itulah saatnya malaikat maut mengabarkan padanya rumahnya di akhirat kelak.
Rasulullah SAW bersabda, “Tak seorangpun di antara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka.” Dan malaikatpun akan berkata kepadanya, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”.
Sakaratul maut orang-orang bertakwa
Sebaliknya, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa malaikat maut sebagai pemuda yang tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum. Kemudian dikatakan kepada mereka, “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab, (Allah telah menurunkan) kebaikan. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka) assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS, An-Nahl: 30-32).
Saat akhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga sebagai rumahnya di akhirat kelak dan berkata kepadanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”. Wallahu a’lam bissawab.

 

Komentar ditutup.