RSS

Secercah Renungan Hidup

Mari merenung sejenak. Bayangkanlah diri anda sebagai seorang yang telah lelah dan jenuh mencari makna kehidupan di dunia ini. Bayangkanlah diri anda yang jemu melihat dunia ini hanya sebagai tarikan-tarikan persoalan senang dan sedih, berhasil dan gagal, mendapatkan keuntungan dan kebahagiaan. Demikian pula dengan berbagai tekanan kehidupan, hantaman kesedihan dan terpaan penderitaan anda. Tanpa menyadarinya telah terbawa tanpa daya oleh pusaran kehidupan dunia. Betapa banyak manusia yang karam dalam lautan kehidupan ini, betapa banyaknya manusia yang tidak mengenal diri, betapa banyaknya manusia yang tidak mendapat pencerahan serta kemudahan-kemudahan.
Mereka semua terjebak dalam kehidupan dualisme. Mereka teraniaya, tersiksa, serta menderita hidupnya, mereka tidak mendapatkan guru yang menyayangi serta membimbing mereka agar mereka selamat dalam menjalani kehidupan ini. Pada suatu titik anda tersadar, apa makna dari semua ini, apakah kehidupan hanyalah sekedar pergantian episode senang dan sedih, baik dan buruk, makan tidur main bekerja dan sex saja hingga datang saat kematian kelak. Apakah benar tidak ada makna yang lebih hakiki daripada sekedar menggapai kesuksesan semu?
Serta memiliki pendapatan yang cukup untuk hidup senang dan mempersiapkan bekal pendidikan anak-anak atau menggapai suatu bayangan dari cita-cita yang akan pudar? Bukankah itu berarti kita juga hanya mengarahkan anak-anak kita menuju pengulangan-pengulangan tanpa makna yang persis sama dengan yang kita jalani. Sebuah rutinitas kehidupan yang juga akan memerangkap mereka, sama seperti kita yang telah terperangkap didalamnya.
Ingat, kita ini bukan mesin atau robot, dimana rasa hidupmu? Dimana rasa keceriaanmu? Dimana kebahagiaanmu? Dimana ketenanganmu? Dimana kedamaianmu? Semua yang engkau rangkai dan diwujudkan serta engkau capai semua keinginanmu malahan telah menjebakmu dan memperbudakmu! Dimana kemerdekaanmu? Dimana kebebasanmu? Dimana? Dimana semua itu Bayangkan ketika anda tersadar bahwa agama yang selama ini diberikan dan diwariskan dari orang tua dan leluhur anda serta diajarkan pada anda hanyalah ritual tanpa makna batin.
Bahwa agama seakan-akan hanya seleksi untuk masuk surga atau neraka. Berdasarkan banyaknya pahala atau hanya sekedar warisan atau sekedar turun-temurun tanpa bukti kebenarannya didalam kehidupan anda. Buku-buku yang anda baca, semuanya langsung menjelaskan cara, tanpa menerangkan landasan paling fundamental, apa arti semua ini sebenarnya. Apakah kehidupan hanya sedangkal ini, hingga kematian kelak.
Didiktekan kepada anda bahwa manusia diciptakan untuk apa, untuk ibadahkah? Berbakti kepada Tuhankah, atau apa. Apakah Tuhan masih memerlukan sesuatu dari anda? Kalau Tuhan memerlukan sesuatu dari anda berarti Tuhan masih kekurangan. Padahal, Tuhan yang sebenarnya tidak membutuhkan apapun. Apakah engkau mencari-cari Tuhan, kemana engkau mencarinya, dimana alamatnya, bagaimana caranya sampai ke sana, engkau akan kebingungan. Ada orang mengatakan, carilah Tuhan di dalam dirimu, setelah engkau mencoba mengenal, memasuki dirimu? Bagaimana rasa dan hasilnya, ternyata susah sekali untuk mengenal dan menguasai diri-sendiri itu. Engkau akan terjebak oleh semuanya itu. Engkau mulai mengerti bahwasanya dirimu telah terpenjarakan oleh semua hal itu.

Bagaimana bisa menemukan Tuhanmu yang ada didalam diri, jika engkau sendiri tidak bisa tenang dan damai dengan diri sendiri. Dalam kehidupan ini kita selalu diliputi oleh perasaan suka dan duka. Suka berarti bahagia karena mandiri, saat engkau menikmati kesendirianmu, engkau tidak lagi tergantung kepada sesuatu di luar diri. Dan duka berarti sedih karena tidak dapat hidup mandiri sendiri. Tidak dapat menikmati keheningan selalu tergantung kepada sesuatu di luar diri. Kenapa kita berduka, kenapa kita menderita, karena perasaan kosong, kehampaan serta kesepian yang ktia rasakan tidak pada tempatnya. Kita merasa kurang maka kita menderita.
Saat ini jumlah mereka yang menderita jauh lebih banyak, lebih besar dari pada mereka yang merayakan hidup. Yang kayapun menderita, yang kesepian menderita, yang keramaianpun menderita. Yang kekuranganpun menderita, yang kelebihanpun menderita, yang beragamapun menderita, yang tidak beragamapun menderita. Saat ini kita melihat penderitaan di mana-mana, di setiap sudut kehidupan dunia. Bayangkan, ketika anda mulai berani jujur pada diri-sendiri. Bahwa kitab suci yang ketika anda mencoba membaca terasa abstrak, acak dan tak terjangkau maknanya serta penuh kecurigaan dan ketidak-masuk-akalan.
Anda mulai bertanya-tanya. Ketika kitab suci memanggil “Wahai orang-orang yang beriman”. Benarkah anda termasuk didalamnya. Apa yang bisa membuktikannya. Kapankah anda beriman, mana buktinya. Lihat, diri anda sendiri penuh dengan stress, depresi dan kekecewaan dalam hidup ini. Sedangkan anda berkata bahwa saya telah beriman kepada Tuhan dan menjalankan segala perintahnya. Ternyata dalam kenyataannya semua itu sia-sia belaka tidak ada buktinya. Malahan anda telah berbohong terhadap diri sendiri.
Anda telah mengingkari apa yang telah diucapkan, apa yang telah diimani, apa yang telah diperbuat. Semua saling bertentangan, dimana keyakinanmu itu, dimana keselamatanmu itu. Dimana kedamaian yang semua ada didalam ajaran agama. Sedangkan kamu semua beragama sejak lahir sampai mati. Tetapi apa hasil dan buktinya didalam kehidupan di dunia ini. Anda mulai tidak lagi merasa yakin bahwa anda tidak termasuk kedalam kaum yang disebutkan tadi di atas. Ketika kitab suci berbicara tentang golongan manusia yang tersesat, anda menyangkalnya bahwa anda bukan termasuk golongan itu. Tetapi kenyataannya, anda termasuk kedalamnya, apakah anda menyadarinya? Anda beragama malahan menjadi bingung, resah dan ragu.
Lihatlah manusia beragama sekarang. Apakah menjadi semakin baik atau sebaliknya. Apakah anda melihat dan menyaksikan itu? Itulah resikonya kalo keyakinan dan agama yang dianut dikarenakan warisan. Bukan hasil usaha dalam pembuktian sendiri. Kalau anda tidak berubah dari sekarang, kapan akan berubahnya. Apakah anda akan tetap beriman dan berkeyakinan yang lari di tempat saja. Ingat waktu terus berjalan, tanpa berhenti, tanpa lelah. Kehidupan anda hanyalah makan tidur main seks dan menumpuk ketakutan serta penderitaan saja. Anda banyak menyia nyiakan waktu dan kesempatan yang berharga ini. Maka, andapun mulai mencari panutan, orang yang dapat anda jadikan pembimbing didalam kehidupan anda.
Mulailah anda mengikuti pendalaman dari ajaran agama dan keyakinan anda ini dan itu. Memaksakan diri untuk meraih serpihan makna yang mungkin tersirat di dalamnya. Tapi ternyata, setelah sekian lama anda tidak juga memperolehnya. Anda malah kebingungan, terjadilah pendangkalan dan pembodohan di mana-mana. Anda tidak akan bertemu dengan seorang panutan yang sesungguhnya, jika anda sendiri dalam keadaan bingung, serta penuh dengan kotoran-kototan yang melekat di dalam diri anda yang menjadikan gelap gulita pandangan kesadaran anda.
Pada suatu titik, ada hujaman dan pemberontakan di dalam diri, serta menimbulkan banyak pertanyaan yang mendobrak keluar dari kepala anda. Mengapa saya tiba-tiba memiliki agama, untuk apa saya ini diciptakan, apa tujuan saya diciptakan, siapa saya ini, darimana asal saya ini, kenapa saya harus bertuhan, siapakah tuhan itu, ada dimanakah Tuhan itu, bagaiamana untuk mencapai kedalam tuhan. Apa itu kematian apa itu kehidupan, dan lebih banyak lagi pertanyaan keluar tetapi siapa yang akan menjawab setiap pertanyaan anda itu semua. Semua orang yang akan ditanya akan hal itu telah membentengi dirinya dengan kata-kata haram dan tidak boleh dijawab.
Dalam keputus-asaan ketika kehampaan hidup yang demikian getir tidak bermakna dan begitu menusuk hati, anda akan bersujud dan menangis serta menjerit. Anda berdoa penuh harap kepadanya, pada dia yang anda percaya bahwa dia maha mendengar, dengan menjerit dan menangis seakan-akan tuhan akan iba kepada anda. Apakah Tuhan memiliki perasaan seperti anda? Anda panjatkan do’a bahwa anda membutuhkannya, bahwa anda menginginkan pemahaman akan arti ini semua. Anda memohon untuk ditunjukkan jalan pulang untuk kembali kepada-Nya. Anda merasa tidak mengerti apa-apa tentang tuhan. Tuhan yang seharusnya anda sembah, anda merasa hanya secara mekanistik lelaku menyembah sesuatu yang belum anda pahami apalagi anda ketahui.
Hanya setitik harapan yang menjadikan setitik benih permohonan anda. Seberkas keyakinan, bahwa dia maha mendengarkan doa anda. Setitik harapan bahwa kelak dia akan mengajarkan kepada anda, membuka dirinya, mengenai siapa dia sebenarnya. Dibawah rahmat-Nya, dengan pertolongan-Nya, tanpa anda sadari, anda mulai ditunjuki kepada-Nya. Saudara-saudaraku pada hari penutupan pelajaran Lailatul Qadar (LQ), anda diberikan begitu banyak kesempatan dan pemberian dari Tuhan untuk anda sadarilah begitu beruntung anda karena banyak manusia tidak seberuntung anda dalam kehidupannya.
Apalagi mendapatkan LQ ini yang tidak ada nilainya dengan harta benda yang ada di dunia ini. Jangan sia-siakan kesempat dan pemberian ini gunakan semuanya untuk peningkatan kesadaran diri anda jangan anda setelah ini masih seperti manusia awam, berarti anda menyia-nyiakan kesempetan yang amat susah ini. Pada suatu hari dipertemukannya seorang yang memahami sepenuhnya apa yang sedang anda cari mengenai makna kehidupan ini, tanpa anda bercerita sepatah katapun.
Dengan caranya dia membuat anda paham bahwa penderitaan hidup anda di akibatkan oleh perbuatan anda sendiri. Anda hanya tidak sadar, anda lagi tertidur pulas dalam ketidak sadaran diri. Dia menjelaskan bahwa semua kegagalan dan kegelisahan ini hanyalah semata-mata sebuah perjalanan kehidupan anda di dalamnya mengandung pelajaran tentang kasih sayang-Nya. Supaya anda sadar bahwa anda kini telah menemukan hakikat makna kehidupan anda, agar anda tidak tersesat menjauh dari jalan yang lurus. Semuanya hanyalah undangan-Nya supaya anda menyadari kehadiran diri-Nya.
Diri yang lebih sejati didalam diri anda, dan supaya anda kembali menemukan jalan pulang. Menemukan jati diri yang sesungguhnya dan sebenarnya. Sedikit demi sedikit, semakin lama anda tidak bisa memungkiri perasaan bahwa Dia itu mengetahui dan memahami segala tentang diri anda, juga tentang seluruh kehidupan anda. Anda tidak bisa lagi memungkiri bahwa pengajaran-Nya terasa sangat menyegarkan bagi sesuatu yang ada jauh didalam diri anda. Semua ilmu tentang kehidupan dan rahasia Ketuhanan diberikan kepada anda dengan mudah, dan dia rela menebus setiap karma anda agar bersih dan mendapatkan remisi penghapusannya dari alam untuk anda.
Apakah anda tahu siapa sebenarnya di balik itu semua. Mana rasa hormatmu, mana rasa kasihmu kepada-Nya, dia memperlihatkan siapa diri-Nya kepada anda, apakah anda mengetahui-Nya serta mengenal-Nya? Lihat dari prilaku dan kasih sayang-Nya. Dengan penuh kehati-hatian, tanpa Guru anda tidak tahu apa-apa, apalagi tentang makna hidup dan Tuhan, bila anda menemukan Guru yang dapat menghantarkan anda kehadirat-Nya berarti anda telah mendapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Kasih, karena tidak semua manusia di pertemukan dengan Guru yang demikian, apa bila anda menemukan Guru yang telah menyatu dengan-Nya, jangan sekali kali mengingari-Nya, karena Dia adalah wujud Tuhan dalam kehidupan di dunia ini. sedikit demi sedikit hati anda mulai terbuka dan mengenal serta percaya siapa Dia.
Demi sedikit pengetahuan tentang seruas jalan setapak untuk pulang menuju Tuhan dan akhirnya pada saat anda telah mantap dan siap, ia membukakan diri-Nya mengatakan siapa Ia sebenarnya. Tuhan sendirilah yang telah mengantarkan anda untuk bertemu dengan-Nya. Di suatu titik dalam kehidupan anda, dan sudah menjadi tugas-Nyalah untuk menjemput anda dan mengantarkan anda pulang kembali kepada-Nya.Dia telah menerima tugas dari Tuhan untuk membimbing orang-orang yang rindu akan jalan pulang kepada-Nya seorang pembimbing yang atas izin Tuhan telah diberi-Nya kemampuan hakiki untuk menunjukkan jalan menuju-Nya. Wallahu a’lam bissawab….!

 

1 responses to “Secercah Renungan Hidup

  1. Risnawati (@Risna99)

    31 Juli 2013 at 4:37 am

    Assalamualaikum wr wb, artikel yang bagus sekali menurt saya, namun di akhir artikel ini saya rada bingung. apa maksd Guru disini? dan apa maksdnya dengan Dia adalah wujud Tuhan di dunia ini? siapa Dia? bagaimana bisa ada wujud Tuhan di dunia? saya nantikan penjelasannya, terimakasih. salam..

     

Tinggalkan komentar