RSS

Mudharat Rokok

MUDHARAT ROKOK

Rokok, Racun Mematikan
Berapa batang rokok yang harus dihisap untuk merusak jantung kita? Sepuluh, seratus, atau seribukah? Well jawabannya, cukup satu batang saja. Efek yang cepat dan instan!
Banyak alasan orang merokok. Ada yang karena gengsi, gaya hidup, iseng, atau hanya ingin terlihat macho dan gaul. Efek yang dirasakan kebanyakan para perokok itu adalah efek sugesti yang bersifat psikologis. Efek secara psikologis memang dapat langsung dirasakan. Perasaan terlihat lebih macho, lebih percaya diri, lebih tenang, dan efek-efek menyenangkan lainnya. Namun selain efek tersebut ada efek lain yang pelan-pelan menyusup di balik tubuh.
Seringkali demi pergaulan orang yang tidak merokok ikut-ikutan menghisap rokok walau hanya satu batang. “Nggak apa-apa cuma satu batang,” begitu alasan yang sering didengar. Nah, yang tidak disadari si perokok tersebut adalah efek dari satu batang rokok itu. Menurut penelitian yang digarap oleh Dr Vincent Sorrell, ahli jantung dari East Carolina University, satu kali hisapan rokok langsung mempengaruhi fungsi jantung.
Dalam penelitiannya Dr Sorrell mengumpulkan orang-orang yang bukan perokok konstan atau bukan perokok aktif. Aliran darah yang keluar dari paru-paru dan jantung orang-orang tersebut kemudian dipelajari dan dicatat. Mereka lalu diminta untuk memilih mengunyah permen karet nikotin atau merokok satu batang. Setelah itu aliran darah mereka kembali dipelajari.
Hasilnya, rata-rata orang yang memilih rokok ketimbang permen karet mengalami perubahan arus aliran darah. Fungsi jantung orang-orang yang merokok 1 batang tersebut juga mulai mengalami kerusakan.
Tentu saja ini bukan berita baru. Efek negatif merokok pastinya sudah akrab di kuping siapapun. Namun penelitian ini bisa menjadi masukan bagi para remaja atau kaum muda yang kerap berpikir efek rokok baru akan muncul puluhan tahun ke depan. Apalagi menurut data The Federal Office on Smoking and Health, setiap harinya ada 6000 remaja yang baru merokok untuk pertamakalinya. 3000 remaja tadi kemudian menjadi perokok aktif. Angka ini semakin menggelembungkan jumlah perokok yang diperkirakan sudah mencapai lebih dari 1,1 miliar orang.
Merokok dari usia muda memang memiliki bahaya dan risiko tersendiri. Penelitian mengatakan, seseorang yang berusia 20 tahun dan belum merokok, memiliki risiko yang lebih kecil untuk menjadi perokok aktif. Kemungkinannya hanya 1 banding 10. Karena itu banyak perusahaan rokok yang membidik kaum muda. Lebih cepat lebih baik! Usaha perusahaan rokok untuk menghabiskan biaya besar beriklan pada remaja tak sia-sia. Sebuah studi mengatakan, 86% perokok di bawah umur lebih memilih tiga merek rokok yang paling banyak diiklankan.
Efek nikotin dalam rokok yang terselubung selain kanker, masalah gigi, dan penuaan dini adalah efek candu yang sulit dihentikan. Tanyakan saja pada orang yang telah merokok lebih dari 20 tahun. Kebanyakan dari mereka mengalami kesulitan untuk berhenti merokok. Semakin muda mulai merokok, semakin sulit untuk berhenti dan semakin besar risiko terkena kanker paru. Seperti pepatah yang mengatakan, “penyesalan selalu datang belakangan”, 70% perokok dewasa berharap mereka tidak pernah memulai untuk merokok. Well, bagaimana dengan anda?
Merokok, Perbuatan Salah Kaprah
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok. Simak kerugian bagi orang yang merokok berikut ini :
1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida dan sebagainya.
2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.
Jadi merokok merupakan kegiatan bodoh yang dilakukan manusia yang mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial, pahala, persepsi positif, dan lain sebagainya. Maka bersyukurlah anda jika belum merokok, karena anda adalah orang yang smart (pandai).
Ketika seseorang menawarkan rokok maka tolak dengan baik. Merasa kasihanlah pada mereka yang merokok. Jangan dengarkan mereka yang menganggap anda lebih rendah dari mereka jika tidak ikutan ngerokok. karena dalam hati dan pikiran mereka yang waras mereka ingin berhenti merokok.
Zat Racun yang Terdapat dalam Rokok
Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada janian.
Pasioen-pasien perokok juga berisiko tinggi mengalami komplikasi atau sukarnya penyembuhan luka setelah pembedahan termasuk bedah plastik dan rekonstruksi, operasi plastik pembentukan payudara dan operai yang menyangkut anggota tubuh, bagian bawah.
Pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari second hand smoke yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok atau bisa disebut juga dengan perokok pasif. Rokok tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya yakni tembakau. Di Indonesia tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa dan tambakau tanpa asap (tembakau kunyah).
Sebetulnya apa saja yang terkandung dalam asap sebatang rokok yang dihisap? Tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4 etilkatekol, ortokresol dan perylene adalah sebagian dari beribu-ribu zat di dalam rokok.
Komponen gas asap rokok adalah karbonmonoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi dan menimbulkan kanker (karsinogen). Sebetulnya apa sih zat-zat tersebut dan bagaimana mereka membahayakan tubuh?
(1) Nikotin. Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan.
(2) Timah hitam (Pb) yang dihasilkan sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkung rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayakangkan bila seorang perkok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh.
(3) Gas karbonmonoksida (CO) memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernasapan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen. Sementara dalam darah perokok mencapai 4-15 persen.
(4) Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Pengedapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24-45 mg.
Antibodi Menurun. Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok. Tejadinya perubahan dalam rongga mulut sangat masuk diakal karena mulut merupakan awal terjadinya penyerapan zat-zat hasil pembakaran rokok. Temperatur rokok pada bibir adalah 30 derajat C, sedangkan ujung rokok yang terbakar bersuhu 900 derajat C.
Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludan. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih an-aerob (suasana bebas zar asam) sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok berisiko lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang perokok.
Pengaruh asap rokok secara langsung adalah iritasi terhadap gusi dan secara tidak langsung melalui produk-produk rokok seperti nikotin yang sudah masuk melalui aliran darah dan ludah, jaringan pendukung gigi yang sehat seperti gusi, selaput gigi, semen gigi dan tulang tempat tertanamnya gigi menjadi rusak karena terganggunya fungsi normal mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan dapat merangsang tubuh untuk menghancurkan jaringan sehat di sekitarnya.
Pada perokok terdapat penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat di dalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan terjadi gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh. Sel pertahanan tubuh tidak dapat mendekati dan memakan bakteri-bakteri penyerang tubuh sehinggal sel pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan di sekitarnya juga terhadap infeksi.
Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi.
Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering tejadi yang disebabkan oleh plak bakteri dan faktor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan perkok. Pada perawatan penyakit jaringan pendukung gigi pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut. Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup hanya dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang gigi.
Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok dan status merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah berhenti.
Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
Perlekatan jaringan ikat dan serat-serat kolagen terhambat, sehingga proses penyembuhan dan regenerasi jaringan setelah perawatan terganggu.
Tembakau kunyah sering disebut juga tembakau tanpa asap, tampaknya juga telah menjadi tren dan produknya banyak dimanfaatkan oleh kalangan muda, atletik dan wanita usia lanjut di Amerika. Di Indonesia mengunyah tembakau telah menjadi kebiasan sejak dulu. Walaupun tanpa asap kebiasaan mengunyah tembakau ini diduga sebagai penyebab terjadinya ‘bercak putih’ (leukoplakia) dan terjadinya kanker rongga mulut. Kelainan biasanya terjadi di daerah pipi, tempat tembakau tanpa asap ini biasa disisipkan.
Bahaya Bagi Perokok Pasif
Perokok pasif mempunyai risiko lebih besar dibandingkan perokok aktif. Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Bahkan bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang yang merokok, namun juga kepada orang-orang di sekitarnya yang tidak merokok yang sebagian besar adalah bayi, anak-anak dan ibu-ibu yang terpaksa menjadi perokok pasif, oleh karena ayah atau suami mereka merokok di rumah. Padahal perokok pasif mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita kanker paru-paru dan penyakit jantung ishkemia. Sedangkan pada janin, bayi dan anak-anak mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita kejadian berat badan lahir rendah, bronchitis dan pneumonia, infeksi rongga telinga dan asthma. Demikian penegasan yang pernah disampaikan Dr. Achmad Sujudi.
Mengingat besarnya masalah rokok, ia mengajak seluruh masyarakat bersama pemerintah untuk menjalankan cara-cara penanggulangan rokok secara sistematis dan terus menerus yaitu meningkatkan penyuluhan dan pemberian informasi kepada masyarakat, memperluas dan mengefektifkan kawasan bebas rokok, secara bertahap mengurangi iklan dan promosi rokok, mengefektifkan fungsi label, menggunakan mekanisme harga dan cukai untuk menurunkan demand merokok dan memperbaiki hukum dan perundang-undangan tentang penanggulangan masalah rokok.
Menurut Sujudi, kemiskinan dan merokok terutama bagi penduduk miskin merupakan dua hal yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Seseorang yang membakar rokok tiap hari berarti telah kehilangan kesempatan untuk membelikan susu atau makanan lain yang bergizi bagi anak dan keluarganya. Akibat dari itu anaknya tidak dapat tumbuh dengan baik dan kecerdasanya juga tidak cukup berkembang, sehingga kapasitasnya untuk hidup lebih baik di usia dewasa menjadi sangat terbatas. Selain itu, kemungkinan besar sang ayah juga meninggal oleh karena penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok. Demikian seterusnya, sehingga merokok dan kemiskinan merupakan sebuah lingkaran setan
Ia menambahkan, kebiasaan merokok di Indonesia cenderung meningkat. Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) penduduk Indonesia usia dewasa yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 31,6%. Dengan besarnya jumlah dan tingginya presentase penduduk yang mempunyai kebiasaan merokok, Indonesia merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di dunia dengan jumlah rokok yang dikonsumsi (dibakar) pada beberapa tahun belakanagn, sebanyak 182 milyar batang rokok setiap tahunnya setelah Republik Rakyat China (1.697.291milyar), Amerika Serikat (463,504 milyar), Rusia (375.000 milyar) dan Jepang (299.085 milyar).
Menurut Sujudi, di antara penduduk laki-laki dewasa, persentase yang mempunyai kebiasaan merokok jumlahnya melebihi 60%. Walaupun peningkatan prevalensi merokok ini merupakan fenomena umum di negara berkembang, namun prevalensi merokok di kalangan laki-laki dewasa di Indonesia termasuk yang sangat tinggi.
Sedangkan di negara maju yang terjadi justru sebaliknya, persentase perokok terus menerus cenderung menurun dan saat ini kira-kira hanya 30% laki-laki dewasa di negara maju yang mempunyai kebiasaan merokok. Hal ini disebabkan tingkat kesadaran masyarakat di negara maju akan bahaya merokok sudah tinggi. Masyarakat sudah sadar merokok merupakan faktor risiko penyebab kematian, faktor risiko berbagai penyakit dan disabilitas.
Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia dalam sambutan tertulis yang dibacakan Dr. Frits Reijsenbach de Haan pernah menyatakan, masyarakat miskin adalah kelompok masyarakat yang paling menjadi korban dari industri tembakau karena menggunakan penghasilannya untuk membeli sesuatu (rokok) yang justru membahayakan kesehatan mereka.
Dalam laporan yang dikeluarkan WHO berjudul “Tobacco and Poverty : A Vicious Cycle atau Tembakau dan Kemiskinan : Sebuah Lingkaran Setan” dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia beberapa waktu lalu, membuktikan bahwa perokok yang paling banyak adalah kelompok masyarakat miskin. Bahkan di negara-negara maju sekalipun, jumlah perokok terbanyak berasal dari kelompok masyarakat bawah. Mereka pula yang memiliki beban ekonomi dan kesehatan yang terberat akibat kecanduan rokok. Dari sekitar 1,3 milyar perokok di seluruh dunia, 84% diantaranya di negara-negara berkembang.
Hasil penelitian itu juga menemukan bahwa jumlah perokok terbanyak di Madras India justru berasal dari kelompok masyarakat buta huruf. Kemudian riset lain membuktikan bahwa kelompok masyarakat termiskin di Bangladesh menghabiskan hampir 10 kali lipat penghasilannya untuk tembakau dibandingkan untuk kebutuhan pendidikan. Lalu penelitian di tiga Provinsi Vietnam menemukan, perokok menghabiskan 3,6 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk pendidikan, 2,5 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan dengan pakaian dan 1,9 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk biaya kesehatan.
Menurut WHO, merokok akan menciptakan beban ganda, karena merokok akan menganggu kesehatan sehingga lebih banyak biaya harus dikeluarkan untuk mengobati penyakitnya. Di samping itu meropok juga menghabiskan uang yang seharusnya digunakan untuk membeli makanan yang bergizi.
Untuk mengurangi atau menghilangkan kemiskinan, pemerintah perlu segera mengatasi masalah konsumsi tembakau. Karena itu mantan Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia mendorong pemerintah Indonesia untuk lebih serius lagi mempertimbangkan untuk menandatangani global Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Dengan demikian Indonesia dapat menjadi pemimpin regional dalam gerakan pengawasan tembakau.
Perhatikan hanya rokok, satu-satunya produk yang menyantumkan ‘iklan’ – pemberitahuan yang justru menyebabkan orang untuk berpikir tentang kerugian merokok. Misal : Merokok bisa menimbulkan kanker, impotensi, serangan jantung, berbahaya bagi janin dan lain sebagainya.
Sedikit info tentang rokok yang berkenaan dengan bahan pokoknya, tembakau: Tembakau berasal dari kata Indian ‘tobago’ mengandung sekitar 2.000 unsur kimiawi. Yang sepuluh (10) diantaranya berbahaya bagi kesehatan, yakni : Tar (belangkin), karbon monoksida, nikotin, hidrogen sianida, benzopyrene, dimethyl nitrosamine, Nitrosonor nikotin, catechol, phenol dan acrolein. Di beberapa negara telah dikenakan ketentuan-ketentuan pembatasan kadar tar, nikotin dalam pembuatan rokok. Bahkan di Norwegia, Swedia dan Finlandia, pembatasan merokok telah tegas diatur dengan undang-undang. Tahun 1971 pemerintah Norwegia mensahkan pendirian ” National Council on Smoking and Health ” –Dewan Nasional untuk Merokok dan Kesehatan–.
Di Indonesia pemasaran rokok adalah pemasaran produk yang paling heboh! Gencar menyelusup kesegenap wilayah kehidupan masyarakat di semua strata. Tua, muda, miskin dan kaya bisa menikmati rokok. Hal yang biasa, produsen rokok menjadi sponsor acara musik, sehingga masyarakat, kawula muda khususnya bisa menikmati pertunjukkan musik artis idolanya dengan cuma-cuma. Sponsor acara olahraga. Meskipun di dunia olahraga, merokok adalah hal yang tabu. Menjadi donator, sponsor untuk pengelolaan, keindahan taman suatu kota, kegiatan seminar dan lain sebagainya.
Sungguhpun benar bahwa akibat merokok terhadap kesehatan seperti yang dicantumkan dalam iklan rokok pada dasarnya ditanggung oleh perokoknya sendiri; akan tetapi justru kerugian besar malahan terjadi pada orang-orang yang tidak merokok. Bagaimana mungkin seseorang yang tidak pernah merokok tiba-tiba menderita penyakit yang diakibatkan oleh rokok? Sangat ironis, dan jumlahnya tidak sedikit!
Mereka yang bukan perokok ketika berada di tempat-tempat umum, atau berada di lingkungan kaum perokok. Mereka yang terpaksa harus menghirup asap rokok. Mereka adalah “perokok pasif)
Udara cemar yang dihirup oleh para perokok pasif menimbulkan kumatnya penderita asma dan gejala-gejala lain yang membahayakan bagi para penderita alergi lainnya. Disamping itu juga dapat membahayakan fungsi jantung bagi yang menderita jantung koroner. Mereka dilanda konsentrasi asap yang sangat membahayakan; terutama karena mengandung kadar karbon monoksida yang melebihi kadar yang dianggap aman bagi kesehatan. Mereka secara tidak langsung juga ikut menghirup asap rokok yang dinikmati oleh orang lain. Penelitian menemukan bahwa telah ditemukan kadar nikotin yang dapat diukur dalam darah dan urine para perokok pasif, tragis! Karbon monoksida mampu merembes melalui dinding alveoli ke dalam darah. Lebih mudah dari oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Keberadaan karbon monoksida dalam darah mencegah darah untuk menyerap jumlah oksigen yang normal dibutuhkan. Dengan demikian orang harus bernafas lebih cepat dan jantung harus memompa lebih kuat untuk mendapatkan oksigen yang diperlukan. Artinya peristiwa ini akan meningkatkan tekanan dan memberikan beban yang lebih berat pada jantung.
Sesuatu yang lebih serius dan sangat ditakuti, asap rokok mengandung tar yang dikenal sebagai penyebab kanker. Asap rokok yang mengandung nikotin juga merangsang dinding pipa bronkial. Makin lama rangsangan ini makin meningkat dan tubuh akan membuat lebih banyak lendir untuk mencoba ‘menenangkan’ pipa-pipa bronkial, sehingga menimbulkan bronkitis dan/atau emfisema.
Beberapa penyelidikan membuktikan bahwa anak-anak yang orang tuanya merokok lebih mudah menderita penyakit pernafasan daripada anak-anak yang orang tuanya tidak merokok. Orang tua yang menderita penyakit infeksi pernafasan, anaknya dua kali lebih banyak menderita bronkitis dan pneumonia pada umur dibawah satu tahun. Anak-anak dari ibu yang merokok tidak saja mengalami risiko pada masa sebelum dilahirkan, tetapi selama berumur kurang dari satu tahun juga dalam risiko yang lebih besar untuk menderita penyakit serius. Meningkatnya kalangan perokok pada wanita, memperlihatkan intensitas kanker paru di kalangan wanita makin meningkat. Lebih memprihatinkan lagi merokok pada waktu hamil berpengaruh buruk pada janin dan bayi yang dilahirkan dan dapat menyebabkan kelahiran dini – prematur.
Jangan Tularkan ke Bayi yang tidak Berdosa
Sadar atau tidak, rokok merupakan musuh bersama. Baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa, rokok sangatlah merugikan. Walaupun begitu, rokok masih sangat akrab dengan lingkungan kita sehari-hari.
Di media massa cetak maupun elektronik, kita dapat menemukan informasi tentang bahaya rokok. Dari informasi tersebut, kita harusnya mampu berfikir secara bijaksana dan dewasa dalam menyikapi bahaya dari rokok. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 di antaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida dan sebagainya. Karbon monoksida yang terkandung oleh asap rokok, jika dihirup akan mengganti fungsi oksigen di sel-sel darah lalu mengambil zat makanan dari jantung, otak dan organ tubuh lain. Selain itu, dengan merokok, kita juga mematikan indra pengecap dan pencium sehingga kita tidak bisa lagi merasakan lezatnya makanan seperti biasanya.
Setiap kali kita menyalakan rokok, maka denyut jantung bertambah, kemampuan jantung membawa oksigen berkurang, HDL turun, dan menyebabkan pengaktifan platelet (sel-sel penggumpal darah). Masyarakat seringkali tidak mau berhenti merokok karena alasan takut gemuk karena ngemil sebagai pengganti rokok membuat berat badan bertambah. Namun, mereka tidak menyadari bahwa risiko penyakit jantung akibat merokok setara dengan 100 pon kelebihan berat badan.
Di dalam rokok, nikotin diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian terbagi ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan sorotin. Meningkatnya sorotin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi.
Anak-anak adalah usia yang sangat rentan terhadap berbagai macam penyakit, orang tua haruslah memberikan fasilitas dan pelayanan yang baik untuk kesehatan dan pendidikan bagi anak. Selain itu, orang tua juga wajib memberikan lingkungan yang nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak agar ia akan menjadi individu yang unggul di masa depan.
Begitu pula dalam hal menjaga anak dari bahaya rokok, orang tua wajib mengupayakan agar anak terhindar dari bahaya asap rokok. Hal ini dikarenakan anak adalah perokok pasif, seperti yang kita ketahui bahwa perokok pasif jauh lebih berbahaya dari perokok aktif. Anak-anak yang menjadi perokok pasif akan rentan terhadap penyakit, bronchitis, pneumonia dan infeksi saluran pernafasan. Selain itu, seorang ibu yang merokok (pada masa kehamilan dan pasca kehamilan) akan mengalami tiga kali resiko lebih besar yang akan menyebabkan sang bayi meninggal akibat sindrom kematian mendadak (Karbon Monoksida dalam asap rokok dapat menurunkan kadar oksigen).
Rokok dapat merugikan orang lain. Meski sedang tidak merokok atau merokok di luar rumah tetap saja perokok menularkan racun ke anak. Sisa-sisa dari merokok di luar akan menempel dalam rambut, pakaian dan mulut yang bisa berpindah ke anak. Terkadang terdapat persepsi yang salah dari orang tua yang perokok. Mereka berfikir bahwa anaknya akan aman dari asap rokok jika ia merokok di luar rumah. Ternyata pemikiran tersebut tidaklah benar.
Bayi atau anak akan tetap terkena racun dari asap rokok, tidak peduli dimana pun seseorang merokok. Racun-racun ini tidak menyehatkan untuk tubuh, namun anak-anak kecil sangat rentan terkena dampaknya. Partikulat beracun dari rokok akan masuk ke dalam rambut dan pakaian orang tersebut setiap kali seseorang merokok. Selain itu biasanya seorang perokok akan tetap mengembuskan racun dari napasnya selama beberapa menit setelah mematikan rokok.
Ketika terjadi kontak seorang perokok dengan bayi atau anaknya, walaupun ia tidak merokok saat itu tetap saja bayi atau anaknya mendapatkan racun. Atau akan ditransfer ke bayinya melalui ASI oleh ibu yang merokok pada saat menyusui.
Jonathan Winickoff, seorang dokter anak dari American Academy of Pediatrics Richmond Center dan Harvard Medical School menciptakan istilah ‘thirdhand’. Ini untuk menggambarkan jenis kontaminasi asap tembakau atau partikulat rokok yang menetap di permukaan rumah dan melekat di sana meskipun asapnya sudah tidak terlihat. “Anak-anak sangat berisiko terkena partikulat ini karena mereka merangkak dan bermain dengan cara menyentuh atau memasukkan barang apapun yang ditemui ke dalam mulutnya. Bahkan tingkat paparan melalui ingesti (oral) dua kali lipat dibanding orang dewasa,” ujar Jonathan D Klein dari Richmond Center, seperti dikutip dari Babycenter, beberapa waktu lalu.
Peneliti mengungkapkan anak yang sering terpapar asap rokok berisiko terkena penyakit emfisema, yaitu kerusakan dinding alveolar paru-paru sehingga dapat mengurangi elastisitas dari paru-paru itu sendiri. Anak-anak rentan sebagai perokok pasif karena terpapar asap dari perokok.
Dilaporkan bahwa anak-anak yang secara rutin terpapar asap tembakau di rumah, kemungkinan lebih tinggi terkena masalah paru-paru saat dewasa nanti. Hal lain yang mengejutkan adalah paru-paru tersebut susah sekali untuk disembuhkan secara total jika anak-anak telah terpapar sejak kecil. Saat ini asap rokok masuk dalam kategori zat karsinogenik golongan A, karena banyaknya penelitian yang menunjukkan bahaya dari asap rokok ini.
Jadi jika ada anggota keluarga atau teman yang belum bisa berhenti merokok, maka tetapkanlah kebijakan-kebijakan ketat untuk melarangnya merokok terutama di tempat-tempat sang anak menghabiskan waktunya. Selain itu usahakan untuk tidak merokok jika ingin bertemu dengan bayi atau anak kecil.
Anjuran dan Peringatan
Jika Anda adalah perokok dan punya sedikit rasa kasih sayang dan ingin berbuat baik bagi sesama terutama bagi yang tidak merokok, maka usahakan berhenti merokok atau dengan mengurangi rokok yang Anda isap atau paling tidak merokoklah di tempat khusus yang telah disediakan. Tidak merokok sembarangan. Tidak merokok di ruangan tertutup, di tempat umum yang ber-AC, di ruang rapat, pertemuan, di rumah makan, di dalam lift, di dalam kendaraan umum, di lingkungan yang ada orang tidak merokok, wanita hamil, bayi, anak-anak kecil. Matikan rokok sesudah diisap 2/3 panjang rokok. Sebab 50% dari tar terkumpul dalam 1/3 batang rokok yang tersisa.
Khususnya bagi perokok, tetap tidak merokok habis seluruh batang, meskipun rokok tersebut berfilter. Sebab filter tidak menjamin bahwa asap yang diisap sudah bebas dari tar dan nikotin. Kemudian dengan mengurangi banyaknya asap yang diisap masuk kedalam paru-paru, dan mengisap rokok dengan kadar tar dan nikotin yang rendah.
Karena ketika merokok telah menjadi kebiasaan yang sukar dihilangkan maka merokok bahkan menjadi ‘jembatan’ yang dapat mendekatkan pelakunya pada bahaya yang lebih besar yaitu, bahaya narkoba, terutama ber-ganja-ria. Akibat merokok nyata-nyata langsung maupun tak langsung berakibat buruk bagi kesehatan si perokok sendiri, maupun orang lain yang tidak merokok – perokok pasif. Akibat merokok bisa menyebabkan lahirnya manusia yang tidak produktif, lemah, tidak berkualitas. Yang bahkan bisa menjadi beban bagi keluarga, lingkungan juga bangsanya.
Penelitian lain menuturkan bahwa zat-zat yang terkandung dalam rokok dan bahaya yang ditimbulaknya. Dalam setiap batang rokok yang anda hisap, terkandung tiga zat berbahaya bagi kesehatan anda, yaitu, tar, zat berbahaya ini (berupa kotoran pekat) dapat menyumbat dan mengiritasi paru2 dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru-paru (penyakit maut yangg hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok). Racun kimia dalam tar juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di urine. Tar yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker kantung kemih.
Nikotin adalah suatu zat yg membuat kecanduan dan dapat mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak jantung (melebihi detak normal), sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung.
Karbon monoksida, zat ini dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi kemampuan sel-sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah. Selain itu, karbonmonoksida memudahkan penumpukan zat-zat penyumbat pembuluh nadi, yang dapat menyebabkan serangan jantung yang beresiko tinggi bahkan fatal. Juga dapat menimbulkan gangguan sirkulasi darah di kaki. Efek terakhir ini membuat para wanita perokok lebih beresiko (daripada wanita non perokok) mendpt efek samping berbahaya bila meminum pil kontrasepsi (pil KB). Itulah sebabnya mengapa para dokter kandungan (ginekolog) umumnya segan memberi pil KB pada wanita yang merokok.
Hindarilah merokok pada masa kehamilan, karena nikotin dan karbomonoksida yang terdapat dalam aliran darah wanita perokok dapat membuat pembuluh darah di Plasenta (ari- ari) mengecil, sehingga oksigen dan zat-zat makanan yang mencapai janin akan berkurang, yagn mana akhirnya dapat mengganggu pertumbuhan janin itu sendiri dan mengakibatkan bayi dilahirkan degan berat badan kurang, sehingga harus di rawat dulu di unit perawatan khusus untuk bayi yang baru lahir.
Kandungan ke tiga zat berbahaya di dalam rokok tersebut, memang berbeda-beda untuk setiap merek rokok.
Tetapi mengganti merek rokok yang dihisap, bukanlah cara yang efektif untuk mengurangi resiko-resiko yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan merokok.Cara terbaik untuk menghindari rokok adalah dengan berhenti merokok. Dan jika anda berhasil berhenti merokok, maka peluang terjadinya gangguan-gangguan kesehatan sepetti di atas akan semakin mengecil setiap tahunnya.

Cara mengatasi bahaya merokok
Adapun untuk mengatasi kecanduan merokok di antaranya adalah hal-hal berikut:
1. Tarbiyah (pendidikan) keimanan yang sungguh-sungguh untuk setiap individu masyarakat.
2. Adanya teladan yang baik saat di rumah, sekolah dan lingkungan lainnya.
3. Melarang para guru merokok di depan murid-muridnya.
4. Penerangan yang gencar dan intensif tentang bahaya merokok.
5. Membebankan pajak yang tinggi terhadap berbagai jenis rokok.
6. Melarang merokok di tempat-tempat kerja, stasiun, bandara dan tempat-tempat umum lainnya.
7. Menyebarkan fatwa para ulama yang menjelaskan tentang haramnya rokok.
8. Menyebarkan nasihat-nasihat dan peringatan-peringatan para dokter tentang bahaya rokok.
9. Peringatan tentang bahaya rokok dalam ceramah-ceramah, khutbah dan lainnya.
10. Nasihat secara pribadi kepada perokok. Serba-serbi Rokok
a. Setiap harinya ada 44 orang meninggal dunia di Inggris akibat rokok.
b. Setengah batang terakhir rokok mengandung zat yang jauh lebih berbahaya dari setengah yang pertama.
c. Pemerintah Italia pada tahun 1962 melalui UU. No. 65 melarang melakukan iklan rokok dan berbagai hal yang berkaitan dengannya.
d. Sebagian dokter berkata, dalil-dalil sangat kuat sehingga sampai pada tingkat tidak ada jalan lain menurut perasaan kita sebagai dokter yang bertanggung jawab terhadap kesehatan umat manusia kecuali kita harus memperingatkan masyarakat dari bahaya rokok yang mengancam mereka. Karena itu mereka harus berhenti merokok!
e. Syaikh Muhammad bin Abdullah Al-Masuti sangat keras dalam hal rokok, sehingga buku-buku yang ditulisnya banyak membahas tentang haramnya rokok, di antaranya:”Pemahaman dan Penjelasan tentang Bahaya Tembakau yang dikenal dengan Nama Rokok”, “Mutiara-mutiara Pilihan dalam Penjelasan Tentang Haramnya Tembakau yang dikenal dengan Nama Rokok.”
Tinggal kita yang memikirkan untuk mencari jalan keluar jika sudah jadi perokok, dan membentengi diri agar tidak terjebak dalam komunitas perokok, serta menghindar dari mereka bagi yang perokok pasif.

 

Tinggalkan komentar