RSS

Lailatul Qadar, “Di Kupon Mana Kau Berada?”

Lailatul Qadar, “Di Kupon Mana Kau Berada?”
Oleh SALWINSAH, S.Ag
win11Secara harfiah, Lailatul Qadar berarti “malam penentuan” atau “malam kepastian” jika kata qadr dipahami sebagai sama asal dengan kata taqdir. Ada juga yang mengartikan Lailatul Qadar dengan “malam kemahakuasaan”, yakni Kemahakuasaan Tuhan jika kata qadr dipahami sebagai sama asal dengan kata al-qadir, yang artinya “Yang Maha Kuasa”, salah satu sifat Tuhan. Kedua pengertian itu tidak bertentangan, meskipun pengertian yang pertama lebih lazim dianut kaum muslimin. Pengertian di antara keduanya saling melengkapi. Sedangkan pengertian umum, Lailatul Qadar dimaknai sebagai “Malam Kemuliaan”.
Lailatul Qadar adalah sebuah malam yang oleh al-Quran disebutkan lebih baik dari seribu bulan. Malam ini hanya terjadi sekali dalam setahun yaitu pada bulan Ramadhan dan salah satu kemuliaan bulan Ramadhan adalah karena terdapat malam yang istimewa ini di dalamnya. Oleh karena itu malam yang mulia ini merupakan malam yang selalu ditunggu-tunggu ummat Islam seantero dunia dengan penuh antusias, bagaikan menunggu kedatangan raja atau ratu sang tamu istimewa.
Penyebab istimewa, (1) Malam itu merupakan malam penetapan Allah SWT bagi perjalanan hidup umat manusia sebagaimana dapat dipahami dari Firman Allah SWT, “Pada malam itu, dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,” (QS. Ad-Dukhan:4). Dalam memahami ayat ini ulama memahami penetapan itu dalam batas satu tahun. Al-Quran yang turun pada Lailatul Qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khiththah dan starategi bagi Nabi Muhammad SAW, guna mengajak manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalan sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. (2) Malam itu adalah malam kemuliaan, malam mulia yang tidak ada bandingnya. Mulia karena ia malam yang terpilih turunnya Al-Quran serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih. (3) Malam itu adalah malam yang sangat sempit karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran, “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (QS Al-Qadr:4).
Gambaran ringkas dalam al-Qur’an tentang Lailatul Qadar dikaitkan dengan malam diturunkannya al-Quran, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS al-Qadr:1-5)
Jadi disebutkan bahwa Allah menurunkan al-Quran pada Lailatul Qadar yang nilainya lebih baik dari seribu bulan atau lebih dari delapan puluh tahun (kurang lebih umur maksimal manusia). Karena pada malam itu para malaikat turun, begitu juga ruh (yang dalam hal ini ialah ruh Qudus atau Jibril, malaikat pembawa wahyu Tuhan). Mereka turun dengan membawa ketentuan tentang segala perkara bagi seluruh alam, khususnya umat manusia. Malam itu dinyatakan sebagai malam yang penuh kedamaian, hingga terbit fajar di pagi hari. Pengertian seperti inilah yang paling umum dipegang kaum muslim.
Keutamaan malam ini sangat luar biasa. Kedatangan dan rahmat Allah SWT yang mengiringinya, sangat dirindu-rindukan dan dinanti-nantikan kaum yang beriman. Karena malam inilah malam kesaksian turunnya al-Qur’an, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkatnya ke derajat yang mulia dan abadi. Umat Islam yang mengikuti sunnah rasulnya tidak perlu memberi isyarat tertentu semacam membakar mercon, menebar kembang api atau tidak pula menancapkan anak-anak panah untuk memperingati malam ini, tetapi dengan berlomba-lomba ibadah, bangun di malam hari dengan penuh rasa iman dan mengharap ridha dari Allah SWT.
Di balik rahasia kepastian kapan turunnya Lailatul Qadar, terdapat banyak hikmah bagi yang mau memikirkannya. Allah SWT menyembunyikan ridha-Nya, agar manusia lebih berusaha mencapai ketaatan. Allah SWT menyembunyikan murka-Nya, agar manusia berusaha menghindari segala larangan-Nya. Allah SWT menyembunyikan terkabulnya doa, agar manusia terus berusaha mencapai doa yang mustajab. Allah SWT menyembunyikan nama-Nya yang teragung, agar manusia mengagungkan semua Asma’ Al Husna. Allah SWT menyembunyikan makna Shalat Wushtha, agar manusia menjaga waktu-waktu shalat. Allah SWT menyembunyikan diterimanya taubat, agar manusia terus berusaha menggapai taubat nashuha. Disembunyikan waktu ajal tiba, agar manusia takut dan beramal shaleh. Maka demikian juga, disembunyikan Lailatul qadar, agar umat Islam berusaha mencarinya dengan menghidupkan malam-malam Ramadhan, shalat, membaca al-qur’an, zikir dan ibadah lainnya.
Ketika umat Islam berbondong-bondong melaksanakan ibadah dan qiyamullail demi mencari sesuatu yang tidak dijelaskan Allah SWT waktu terjadinya, maka ketika itu Allah SWT membanggakan manusia di hadapan para malaikat, “Wahai para malaikat, dulu kamu mengatakan bahwa mereka akan berbuat kerusakan di muka bumi dan akan saling menumpahkan darah. Lihatlah kesungguhan mereka mencari sesuatu yang belum Aku jelaskan. Lantas bagaimanakah kesungguhan mereka andai Lailatul qadr itu Aku jelaskan waktu terjadinya?”.
Jika ada tiga puluh kupon, satu di antaranya berisi kupon berhadiah sebuah mobil mewah, maka secara kasar para pembeli dapat digolongkan menjadi tiga kelompok. Pertama kelompok pesimis, bagi mereka tidak ada gunanya membeli satu lembar kuponpun, karena tidak pasti pada lembaran mana hadiah itu berada. Kedua kelompok oportunis, mereka berusaha mencari di lembaran mana kira-kira kupon berhadiah itu berada. Ketiga kelompok optimis, mereka membeli ketiga puluh lembar undian itu, karena merasa yakin bahwa hadiah pasti terdapat dalam salah satu lembaran undian tersebut.
Di kelompok manakah kita berada? Tergantung pada sebesar apa keinginan kita untuk mengendarai mobil mewah itu. (Penulis Guru SMAN Titian Teras H. Abdurrahman Sayoeti Jambi)

 

Tinggalkan komentar